A.
Tingkat Kerajaan (Royal Arch
Masonry)
Royal Arch didirikan secara resmi
dan terbuka pada tahun 1797 di Amerika. Dan hanya para anggota yang sudah
menduduki tingkatan ke-33 atau "Master Mason" dapat menjadi anggota
kerajaan dan orang nonYahudi (goyim) dapat menjadi anggota, tetapi jarang menjadi
pimpinan.
Diantara mereka tidak dapat saling mengenal atau berhubungan secara lebih mendalam, kecuali atas rekomendasi dari pimpinannya masing-masing yang disebut sebagai "teman sejawat yang agung". Pada tingkat ini anggota dibagi dalam tiga tingkatan yaitu, sebagai berikut.
(1) Mark Master
(2) Past Master
(3) Most Excellent Master
Persyaratan keanggotaan freemason kerajaan sangat ketat. Mereka harus mempunyai profesi atau ekspertis tertentu, dan bersifat unik, misalnya: presiden atau pimpinan pemerintahan, Ilmuwan, dan sebagainya.
(2) Past Master
(3) Most Excellent Master
Persyaratan keanggotaan freemason kerajaan sangat ketat. Mereka harus mempunyai profesi atau ekspertis tertentu, dan bersifat unik, misalnya: presiden atau pimpinan pemerintahan, Ilmuwan, dan sebagainya.
C. Tingkat Ksatria (The Masonic Knight Templar)
Puncak keanggotaan berada di dalam
lingkaran dalam yang disebut dengan alam semesta. Merekalah yang berhak
menetapkan berbagai kebijakan, perintah-perintah, serta konsep gerakan secara
global. Dalam organisasi ini pula pola pemikiran, rencana, dan falsafah
digariskan sebagai satu program (blue print) yang harus dilaksanakan sesuai
dengan jenjang organisasinya. Pada tingkat ini, mereka berhak menyandang gelar
"grand master" yang dibagi dalam tiga tingkatan, sebagai berikut.
(1) Tingkat The Royal Master
(2) Tingkat The Selected Master
(3) Tingkat The Super Excellent Master
Semangat pemikiran dan filsafat freemason yang ingin mengubah dunia menjadi satu tatanan dunia baru yang bersifat universal: satu agama, satu pemerintahan, dan satu warga dunia dengan tema-temanya yang aktual dan memikat serta didukung oleh dana; media massa, dan kekuasan para anggotanya yang menjabat jabatan puncak menyebabkan seluruh jaringan kehidupan umat manusia berada dalam pengawasannya, sebagaimana lambang "mata" yang dengan tajam mengawasi kehidupan dari atas piramida, seperti tercantum pada lambang uang satu dolar Amerika.
Agama Freemason
Sebagaimana
ajaran induknya yaitu Iluminasi, gerakan freemason menyatakan dirinya sebagai
organisasi sosial yang sangat peduli dengan kemanusiaan, kemerdekaan, dan masa
depan umat manusia.
Freemason
tidak dapat dikelompokkan sebagai agama Kristen, bahkan secara terselubung,
mereka justru menentang agama Kristen, utamanya yang mempercayai Yesus sebagai Kristus.
Freemason mempunyai kepercayaan terhadap Tuhan dengan penafsirannya sendiri, sebagaimana dikatakan oleh Cherabum:
Freemason mempunyai kepercayaan terhadap Tuhan dengan penafsirannya sendiri, sebagaimana dikatakan oleh Cherabum:
"Mason mengingkari Kristus,
karena mereka mempunyai Tuhan yang lain. Freemason merujuk pada kehidupan Raja
Sulaiman yang berbalik menjadi kafir dengan menyembah Dewa Baal dan Asytoret,
sebagaimana tertulis dalam Perjanjian Lama yaitu: 1 Raja-Raja 11: 10-11."
Bentuk
ritual mereka dikenal pertama kali dalam ritual Royal Arch Mason, dimana dalam
ritual tersebut ditanamkan keyakinan atas Jahbulon yang merupakan bentuk sinkretisme
atau gabungan seluruh ajaran agama dan kepercayaan di muka bumi yang merupakan
salah satu ajaran Jehovah.
Walau
demikian, tidak semua anggota freemason bergabung di dalam Saksi Jehovah yang
merupakan substitusi dari agama Yahudi. Dari cara mereka menafsirkan berbagai
ayat di dalam Bibel; keyakinan yang mewarnainya adalah okultisme, mistik, dan
seringkali mendekati kepada ramalan-ramalan yang erat kaitannya dengan tahayul
(supertition).
Beberapa dari kelompok perkumpulan (lodge) freemason, bahkan mengganti Yesus dengan Hiram Abiff: seorang suci yang dikenal dalam kebudayaan Yahudi sebelum Yesus mengajarkan Kristen.
Beberapa dari kelompok perkumpulan (lodge) freemason, bahkan mengganti Yesus dengan Hiram Abiff: seorang suci yang dikenal dalam kebudayaan Yahudi sebelum Yesus mengajarkan Kristen.
Sedangkan
bentuk Trinitas, sebagaimana dikenal di kalangan Kristen Katolik --Tuhan Bapak,
Tuhan Anak, dan Roh Kudus-- diganti dengan Trinitas yang lain, yaitu Hiram,
Raja Tirus, dan Hiram Abiff yang melambangkan kebijaksanaan-kekuatan dan
keindahan.
Bentuk
ritual mereka sangat sarat dengan mistik, kuburannya dibuat dalam bentuk
piramida melambangkan menara Babil, serta misteri dari dunia yang harus
dijelajahi dan dikuasai oleh anggota (brother) freemason.
Hal itu sesuai
dengan salah satu ungkapan dalam lambang organisasi mereka, yaitu vitriol,
"Visita interiora terrae rectificando invenies occultum lapidem," yang artinya "Jelajahilah keindahan interior bumi, lakukanlah berbagai reformasi/perbaikan, niscaya kamu akan menemukan rahasia batu tersebut."
"Visita interiora terrae rectificando invenies occultum lapidem," yang artinya "Jelajahilah keindahan interior bumi, lakukanlah berbagai reformasi/perbaikan, niscaya kamu akan menemukan rahasia batu tersebut."
Tata cara
serta keyakinan mistik (bid'ah) freemason sejauh perkembangannya terkait erat
dengan keyakinan kaum Yahudi Kristen (Yudeo Christiant) di masa lampau,
khususnya pada saat Kaisar Konstantin memerintah dimana kepercayaan terhadap
"dewa matahari" menjadi simbol pemersatu.
Walaupun
Konstantin tidak menjadikan agama Kristen sebagai agama negara, tetapi
menjadikan dirinya --yang beragama Paganisme: penyembah matahari-- sebagai
kepala segala kepercayaan termasuk Yahudi dan Kristen. Bahkan, perayaan
kelahiran Yesus yang semula diperingati setiap 6 Januari, disesuaikan dengan
kelahiran "dewa matahari" (natalis invictus), yaitu tanggal 25
Desember.
Dalam
kekuasaan Konstantin yang menjadi kepala negara dan agama tersebut, kedua agama
dipersatukan dalam sebuah keyakinan baru yang disebut dengan sol invictus (dewa
matahari atau the invicible sun).
Selama
hidupnya, Konstantin tetap penyembah matahari. Selama pemerintahannya, disebut
pula sebagai "dewa matahari sang penakluk" atau kekuasaan matahari,
sehingga kata sol invictus menjadi lambang di mana-mana termasuk bendera dan
mata uangnya.
(Constantine,
all his life, acted as its chief priest. Indeed his reign was called a
"sun emperorship" and "sol invictus" figured everywhere including
the imperial banners and the coinage of the realm --Michael Baigent, 1983).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar