Selasa, 02 April 2013

Kaweruh Jendra Hayuningrat The Javanese Culture & Spirituality


Rahayu...!
Sebagai anak manusia yang terlahir ditanah Jawa sekaligus sebagai pelaku Kaweruh Jendra Hayuningrat hal ini bukan sebuah  kebetulan, bahwa kami dititahkan untuk menjalani kehidupan yang sekarang kami alami ditanah Jawa ini.

Kami terpanggil untuk turut melestarikan ajaran dan budaya Kejawen yang adiluhung dan memperkenalkan kepada saudara-saudara kami tidak hanya kepada orang-orang Jawa  generasi masa-kini, yang mungkin karena kesibukannya belum sempat meluangkan waktu untuk mencerna dan menghayati Kejawen dari perspektif yang lebih jernih.

Dengan membaca pesan-pesan yang tersirat disini, bila seandainya ada pembaca yang mempunyai sudut pandang lain, setidaknya bisa mengetahui bahwa ada orang-orang Jawa yang secara konstruktif berusaha mencurahkan hati dengan segala upayahnya untuk melestarikan Kejawen.

Sikap hidup ajaran Kaweruh Jendra Hayuningrat itu “merdiko”, bebas dalam berpikir dan bersikap, mengekspresikan pendapat. Orang tidak boleh memaksakan kehendaknya, tetapi kalau dipaksa juga tidak setuju. Kaweruh Jendra Hayuningrat termasuk spiritualitasnya, oleh kami dan saudara-saudara kami yang sefaham dan sepakat untuk nguri-uri – melestarikan Kejawen, sebagai budaya peninggalan leluhur kami.

Oleh sebab itu mulai saat ini akan kami giyarke  (perkenalkan), sebar luaskan kepada seluruh dunia, kekancah internasional. Sebab,  pendekatan dan pemahaman lewat budaya terbukti ampuh, sangat efektif untuk memupuk semangat saling mengenal, menghargai dan saling menyayangi, welas asih antar sesama anak manusia dari suku dan bangsa apapun diseluruh dunia. Seperti kata pepatah : Tidak sayang karena tak kenal.

Kaweruh Jendra Hayuningrat adalah laku spiritual untuk menemukan jati-diri, Pribadi Sejati, Pencerahan, dimana hubungan kawulo Gusti serasi. Spiritualitas Kaweruh Jendra Hayuningrat mudah difahami oleh kaum spiritualis manapun karena sifatnya universal.
 
 Lambang Dua Segitiga ini adalah  melambangkan bertemunya Bapak Angkasa dan Ibu Bumi, manifestasi penciptaan sakral didunia ini. Melalui pertemuan Energi Alam Semesta kedalam gua garba ibu Pertiwi, merupakan perlambang manifestasi kehidupan manusia diplanet bumi ini, atas perkenan Gusti, Sang Pencipta.

Kehidupan yang sempurna didunia terjadi atas karsa dan berkah Gusti, dilambangkan dengan Linggo =  Bapak Angkasa – Dayaning Urip – Daya Hidup segitiga dengan  ujung menghadap bawah.  Daya hidup dari Gusti yang menyatu dalam Yoni = gua garba Pertiwi yang subur dan mendukung , dilambangkan dengan Ibu  Bumi yaitu segitiga dengan ujung menghadap atas.

Oleh karena itu, bila umat manusia ingin mendapatkan berkah Gusti, supaya ada kehidupan yang baik dibumi, bumi dan alam semestaa harus dilestarikan dan diperlakukan dengan sebaik-baiknya,

Memayu Hayuning Bawono
Melestarikan kecantikan jagad adalah salah satu sikap dan kebajikan hidup, orang jawa yang sangat prinsipil dan sampai kini tetap relevan , juga dikancah global  dikumandangkan oleh para pelestari lingkungan dengan ungkapan Save our planet - selamatkan planet kami.

Lingo = Alu dan Yoni =  Lumpang  yang menyatu  secara spiritual juga menunjukkan sikap hidup yang melambangkan hubungan serasi antara kawulo dan Gusti, istilah Kaweruh Jendra Hayuningrat : Jumbuhe kawulo Gusti atau Manunggaling kawulo Gusti. 
Catatan untuk saudara-saudaraku bangsa di Indonesia
Kami sepenuhnya menyadari bahwa budaya Kejawen dan Kaweruh Jendra Hayuningrat adalah sebuah permata dari sekian banyak untaian kalung permata Nusantara yang indah.
Semua budaya sukubangsa di Indonesia sama berharganya dan punya kedudukan sejajar. Bahkan budaya masing-masing suku sedang bahkan sudah diperkerkenalkan oleh saudara-saudara kita yang fasih dalam bidangnya budayanya masing-masing.
Kami menampilkan Kaweruh Jendra Hayuningrat  jauh dari prasangka untuk mencuatkan sukuisme, itu semata hanya karena kami merasa lebih menguasai bidang ini.
Budaya beragam suku-suku dari seluruh pelosok tanah air, membentuk taman indah, harum berwarna-warni di persada bumi Nusantara / Indonesia ini.

Motto yang membuat bangsa Indonesia rukun adalah Bhineka Tunggal Ika - Berbeda-beda tetapi satu. Sebenarnya motto ini relevan juga dipakai ditingkat mondial dalam pergaulan antar bangsa-Unity in diversity. Rahayu!

Tidak ada komentar: